Bapak …
Hari ayah di indonesia memang belum sepopuler hari ibu. Hari ayah mulai diresmikan di indonesia sekitar tahun 2006 oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPiP) kira – kira begitu yang tertulis didetik dot kom yang telah aku baca.
Dan pada tahun ini hari ayah baru beberapa hari kita lewati. Pada moment ini aku ingin menuliskan cerita tentang ayah ( dan selanjutnya aku kan memanggilnya dengan bapak ).
Bagi seorang anak sosok bapak adalah sosok yang hebat dan luar biasa. Apalagi bapak dengan anak sejenis aku hahaha… ( jangan ditanya kenapa, mungkin dilain waktu akan kutulis juga perjalanan yang pernah ku lewati ) itu sungguh luar biasa.
Aku tinggal disalah satu desa yang berada di kabupaten pemalang. Letak desaku sudah tidak jauh dari gunung tertinggi nomor dua dipulau jawa. Disaat itu desaku masih sangat asri sekali bukan hanya sejuk dan dingin setiap hari, tapi jalanan pun masih banyak yang berkerikil daripada yang berlapis aspal. Hiburan dikala itu adalah berkumpul dengan teman disore hari untuk main bola atau dimalam hari untuk sekedar mengumbar cerita. Televisi masih menjadi barang yang sangat mewah dan hanya beberapa orang saja yang punya sehingga tiap malam itu penuh dengan riang riung tawa anak – anak yang bermain dibawah sinar rembulan.
Desaku terbilang bukan desa yang sepi tapi cukup ramai dengan berbagai macam kegiatanya. Untuk perekonomian desaku mempunyai pasar yang lumayan besar sehingga desa – desa sekitar jika membutuhkan sesuatu datangnya ke pasar yang ada didesaku. Perputaran ekonomi dipasar cukup lumayan baik, sehingga ada satu profesi yang sangat dibutuhkan yaitu ojek dan mobil angkutan ( didesaku dikenalnya dengan nama omprengan ).
Menjadi ojek didesaku tidak sembarang orang bisa masuk menjadi anggota. Ojek yang ada di sekitar pasar dan terminal itu harus ojek yang terdaftar. Untuk profesi yang satu ini sempat menjadi profesi yang sexy didesaku bagaimana tidak untuk menjadi ojek saja itu harus menunggu ada anggota yang pensiun baru bisa menggantikan dan untuk membeli kartu anggota ojek dikala itu bisa mengeluarkan dana sampai satu juta dan ini terjadi sekitar tahun 90an akhir dimana angka segitu itu luar biasa.
Berbicara mengenai profesi yang satu ini tidak lepas dari bapak, karena bapak juga berprofesi sebagai ojek dikala itu. Bapak menjalani profesi ini cukup lama dari semenjak belum menikah sampai aku duduk dibangku SD ( kalo nda salah kelas 4 ). menjalani profesi ini dikala itu mungkin agak berbeda dengan kondisi sekarang. Disaat itu menjalani profesi ini tantangan cukup ngeri, saat selesai mengantar orang tantanganya bisa jadi ketemu begal bisa jadi ketemu demit dan jika saat berebut penumpang diterminal bisa saja jatuh parahnya lagi bisa keseret bus. Pernah suatu malam bapak pulang dengan kondisi pakaian dan jaketnya penuh dengan darah sampai kami yang melihat itu ikut lemas dan setelah beberapa waktu bapak baru bercerita bapak baru saja menolong temenya yang kecelakaan dimana kondisinya cukup parah dan pada akhirnya temen bapak meninggal dunia ( Semoga pak lebe khusnul khotimah ).
Dalam menjalani profesi ini bapak berbeda dengan ojek – ojek lain. Ketika lainya berebut penumpang dipagi hari karena alasan banyaknya orang yang lalu lalang dipasar tapi bapak lebih memilih berangkat dimalam hari dan terkadang pulang dipagi hari dan yang tak pernah aku lupa ketika bapak pulang seringkali membawakanku wafer superman hehehe.
Ada satu waktu bapak bercerita kenapa bapak memilih waktu tengah malam hingga pagi. Ternyata dari sekian banyak ojek didesaku bapak adalah salah satu ojek yang mengenderai motor tua, waktu itu bapak mengojek menggunakan motor Suzuki A100 sedangka saat itu sedang trend nya Rx King dan kawan – kawanya. Jikalau waktu itu bapak memilih waktu siang untuk mengojek ya jelas dengan kondisi motor bapak saat itu kalah saing dengan yang lainya entah dari kecepatan dan lain hal.
Bapak sangat akrab dengan waktu malam bukan hanya mengojek yang beliau jalani tapi beliau juga seorang musisi mulai dari group orkes melayu, hadroh hingga gambus sudah beliau lewati dan ini salah satu kerjaan beliau yang hingga hari ini susah untuk ditinggalkan. Walau umur makin bertambah dan tenaga tak lagi sama dengan waktu dulu. Sebagai anak sering khawatir akan kesehatan beliau namun sisi lain aku merasa beliau bisa menemukan pelebur pahitnya dunia diprofesinya ini, sehat selalu kung… dan happy terus ya.
Hingga suatu hari bapak jatuh sakit, waktu itu kami yang kami lakukan ya pasti melalui jalur medis namun dari semua opsi yang sudah kami tempuh tidak menunjukan hasil bukan hanya itu sekedar kami ingin tahu saat itu bapak sakit apa saja kami tidak bisa karena beberapa dokter yang sudah kami datangi semuanya bilang tidak ada masalah akan tetapi kenyataanya bapak saat itu tidak bisa berjalan. Untuk berjalan harus ada pegangan atau harus ada yang memapah karena kaki rasanya seperti mati rasa. Pernah suatu ketika kami mencoba terapi sengat lebah hasilnya lebahnya pada mati setelah menyengat kaki bapak namun bapak tidak merasakan apa – apa. Yang pasti diwaktu itu kami tidak pernah memanggil paranormal tapi mereka datang dengan sendirinya dan itupun tak ada hasil.
Dan disuatu waktu ada yang menyarankan bapak untuk datang ke sinse dan ternyata Allah memberikan kesembuhan bapak lewat jalur ini. Dimana dengan jalur berobat ke sinse penyakit yang tadinya kita masih bingung karena simpang siur akhirnya kami tau bahwa bapak saat itu terkena reumatik saraf. Dan akhirnya bapak mengkonsumi obat yang diberikan sinse dan alhamdulillah berkat pertolongan Allah bapak bisa sembuh.
Setelah bapak sembuh dari sakitnya bapak memilih meninggalkan profesinya sebagai ojek dengan menjual kartu anggotanya untuk nominalnya aku nda tau tapi yang jelas bisa buat nambah beli keyboard merk yamaha dengan seri PSR hehehehe. Semenjak saat itu bapak menyibukan diri membantu ibu dipasar dan bermusik dan itu dijalani bapak hingga saat ini.
Karena kesibukan bapak dan juga ibu, aku harus mengubur dalam satu keingin disaat itu yaitu berjalan – jalan ( berlibur ) bersama ke suatu tempat seperti layaknya anak seusiaku diwaktu itu tapi aku dapat gantinya, yaitu sering kali ketika akan tidur bapak mendongeng berbagai macam cerita namun yang masih aku inget itu sering kali bapak menceritakan abu nawas. Dan untuk saat ini yang sangat aku sukuri aku masih bisa ngobrol dan cerita banyak hal dengan beliau. Itu momen yang luar biasa bagiku dan mungkin tidak setiap anak didesaku bisa merasakan seperti apa yang aku rasa.
Dan terima kasih bapak dan ibu telah mengizinkan anak semata wayangmu ini untuk merantau jauh dari rumah. Aku sangat yakin itu berat sekali namun demi anakmu kalian merelakan melepas anakmu ini. Dan melalui izinmu itu menjadi awal perjalanan yang harus aku tapaki hingga saat ini. Terima kasih…
Dari semua yang aku tulis diatas itu adalah sebagian besar yang telah kami lalui bersama dan memang masih banyak hal yang belum bisa aku ceritakan ditulisan ini.